IdFeeds.com - Menjadi seorang aktivis mahasiwa bukanlah sebuah pilihan, melainkan keharusan demi mengkawal isu strategis nasional yang mengatur hajat hidup orang banyak.
Status aktivis tersemat jika seseorang mampu berpikir kritis untuk me-manage diri sendiri dan orang lain demi sebuah gagasan perubahan. Demikianlah pesan yang dituturkan oleh seorang pemuda asal Rembang bernama Abdul Kholiq.
Profil Sosok
Abdul Kholiq merupakan mahasiwa jurusan Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang (UNNES). Ia kini menjabat sebagai Presiden Mahasiswa (Presma) UNNES periode 2022-2023. Selain itu, dirinya juga terpilih sebagai Koordinator Pusat (Korpus) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di tahun yang sama. Ia terpilih melalui Musyawarah Nasional (Munas) BEM SI ke-XV.
Pria berusia 22 tahun itu mengaku bangga menjadi sosok pemimpin di organisasi besar kampus maupun luar kampus. Ia merasa tertantang kala mengemban tanggungjawab menghimpun segala isu strategis nasional dan mengeskalasikannya ke dalam sebuah gerakan.
“Sebagai aktivis saya mendapat amanah me-manage organisasi besar di lingkup kampus (BEM KM) dan lingkup antar kampus (BEM SI). Artinya saya bersama kolega merasa terpantik menghimpun segala isu di setiap wilayah dan mengeskalasikannya,” ujar pria yang kerap disapa Dul kepada IdFeeds.com, Sabtu (10/12/2022).
Kritis terhadap kebijakan
Selama beraktivitas di kampus maupun di luar kampus ia sangat akrab dengan diskusi, demonstrasi, dan gerakan aksi. Melalui keseharian itu, Abdul Kholiq merasakan keberpihakan kepada rakyat yang selama ini hak-haknya diperjuangkan. Tak gentar hadapi risiko, ia konsisten menjadi orang vokal untuk tidak asal tunduk kebijakan pemerintah.
“Konsolidasi, demo, aksi udah menjadi kegiatan sehari-hari bareng kawan-kawan. Kita harus kritis,” ujarnya.
Abdul Kholiq dikenal kritis setiap menyoroti kebijakan pemerintah daerah maupun nasional. Tak jarang dirinya kerap menjalin diskusi dengan berbagai tokoh akademisi, pengamat politik, pejuang Hak Asasi Manusia (HAM), dan pejabat-pejabat negara. Terakhir, dirinya diundang di forum diskusi nasional yang dipandu oleh jurnalis senior, Karni Ilyas di salah satu televisi swasta.
“Sering diskusi dengan beberapa teman-teman dari kampus lain maupun tokoh-tokoh nasional lainnya, seperti Rocky Gerung, pengamat politik Ferry Amsari, Direktur Amnesty Internasional Usman Hamid, dosen UNJ Ubedillah Badrun, aktivis Kulonprogo Sunan Prabowo, Ketum KASBI Nining Elitos, tokoh masyarakat adat Kinipan Effendi Buhing dan lain sebagainya,” sebutnya.
Kecintaan pada organisasi
Menurut Abdul Kholiq kecintaan terhadap organisasi membuatnya belajar banyak hal. Pengalaman mengatur banyak orang dengan karakteristik yang beda-beda adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, sebagai pemimpin ia harus terampil berkomunikasi dari atas ke bawah.
“Di organisasi perlu ada manajemen yang baik untuk mengatur orang yang karakternya berbeda-beda. Perlu ada upaya yang strategis untuk mengomunikasikan dari atas ke bawah. Pasalnya itu tantangan yang sulit,” ungkap pria asal Rembang tersebut.
Meskipun Abdul Kholiq menjadi seorang mahasiswa yang mengantongi 40.000-an suara pemilih di ajang Pemilihan Umum Raya (Pemira), tetapi masih ada saja pihak yang tak sejalan dengannya. Ia tetap berbesar hati dan menerima segala kritik, saran, serta risiko yang ia emban kala menjadi pemimpin sebuah lembaga kemahasiswaan.
Artikel Terkait
Terbaru, Inilah Update UMK di Jawa Tengah 2023
UMK Jatim 2023, Simak Rinciannya Berikut
4 Inspirasi Kegiatan Seru di Akhri Tahun